Daya Tarik Rest Area KM 260B Tol Trans Jawa, Bangunan Klasik Bekas Pabrik Gula

Setiap pulang kampung ke Ungaran, Jawa Tengah, kampung halaman suami, rest area yang terkenal karena dibangun di bekas pabrik gula ini menjadi tempat istirahat yang kami targetkan ketika kembali ke Jakarta. Kenapa saya bilang ditargetkan? Karena memang jam keberangkatan dari Ungaran kami sesuaikan agar bisa sampai di rest area KM 260B tepat di jam makan siang. Sekalian salat, makan, beli camilan, dan anak-anak main.


Daya Tarik Rest Area KM 260B Tol Trans Jawa, Bangunan Klasik Bekas Pabrik Gula

Mungkin sudah banyak yang menulis atau mengulas sisi menariknya. Nyatanya memang begitu, bagi saya pribadi pun, rest area ini super lengkap untuk melepas penat sekaligus membahagiakan anak-anak. Apalagi bisa sambil melihat sisa-sisa bangunan pabrik gula yang sengaja dibiarkan sebagai pengenang cerita. Membuatnya semakin unik dan berbeda dari rest area di Tol Trans Jawa lain yang pernah saya singgahi.


Baca juga: Gumaya Tower Hotel, Memandang Jantung Kota Semarang dari Kamar Sempurna


Baiklah, mari kita bahas satu per satu. Tentunya dari sudut pandang saya yang merupakan salah satu "pelanggan" setia rest area ini.


Bagunan Klasik yang Nyaman


Bagunan Klasik yang Nyaman

Ini menjadi hal pertama yang paling memiliki daya tarik. Seperti yang diceritakan suami dan juga beberapa artikel yang saya baca, bangunan utama yang digunakan sebagai pusat tempat makan merupakan bangunan bekas pabrik gula di masa lalu. Mungkin tidak perlu membahas lengkap bagaimana sejarahnya, tapi yang saya tekankan di sini adalah keberhasilan mendekorasi bangunan yang besar dan tinggi ini sedemikian rupa sehingga menyamankan dengan kesan klasik yang kuat. Mana juga bersih dan terawat. 


Spot foto di sisa pabrik gula
Spot foto di sisa pabrik gula

Di bagian tengah bangunan, ada sisa-sisa pabrik yang sengaja ditinggalkan. Rupanya memang tidak begitu spesial, hanya berupa ruang-ruang sempit berdinding bata. Tapi entah kenapa, saya suka dengan spot ini. Seperti memperjelas bahwa yang saya kunjungi saat itu memang bekas pabrik gula. Bahkan disediakan juga beberapa bangku besi agar bisa melihat lebih lama dan jelas. Cocok banget dijadikan latar belakang berswafoto. 


Banyak Pilihan Makanan dan Oleh-oleh


Makan siang ayam goreng
Makan siang ayam goreng

Saking banyaknya, saya selalu pusing memilih mau makan di mana. Bangunan utama yang luas dipenuhi banyak sekali tempat makan. Mulai dari yang dikelola warga sekitar, hingga brand yang sudah ternama. Kalau saya, lebih memilih makan di tempat yang dikelola warga sekitar karena menunya lebih menarik dan cocok untuk makan siang. Seperti tongseng, sate-satean, penyetan, dan sebagainya. Harganya juga masih oke, tidak yang merampok isi dompet. Kopi-kopian juga ada yang jual. Mungkin butuh kafein biar lebih semangat.


Selain makan siang, biasanya saya juga membeli camilan khas yang banyak dijual, yaitu tahu aci. Jadi, tahunya diisi adonan aci, lalu digoreng, dan dijual hangat-hangat. Dimakan pakai rawit, nikmat maksimal! Pokoknya, kalau teman-teman berkesempatan mampir di rest area KM 260B, ini recommended banget buat dimakan di mobil nanti saat melanjutkan perjalanan.


Penjual oleh-oleh

Penjual oleh-oleh lagi
Penjual oleh-oleh

Satu lagi yang bakal menarik mata, oleh-oleh! Rasanya yang berjualan oleh-oleh hampir sama banyaknya dengan yang berjualan makanan. Oleh-olehnya bukan hanya berupa makanan tradisional seperti telur asin asli brebes, tapi juga mainan jadul, pajangan, alat makan, dan masih banyak lagi. Menurut saya harganya juga ramah, karena pernah membeli kapal otok-otok buat anak-anak. Terkadang hanya melihat-lihat saja saya sudah senang, serasa cuci mata. Karena produknya memang yang jarang saya lihat.


Masjid yang Luas

Bagian luar masjid
Bagian luar masjid

Selain mengisi perut, kami pasti salat zuhur dan jamak ashar sekalian di sini. Masjidnya juga tak kalah ikonik. Dindingnya berwarna terakota dengan bata yang disusun tinggi, menjadi spot terkenal selanjutnya yang tak lepas dari rest area KM 260B ini. Bahkan teman saya saja bisa menebak saya di mana saat mengunggah foto berlatar dinding unik tersebut di media sosial.


Masjidnya luas, lega, dan dibiarkan tanpa dinding yang membatasi. Setiap Jumat, salat Jumat juga bisa di sini untuk para lelaki. Untuk perempuan, mukena yang disediakan sepertinya cukup banyak. Walau saya selalu bawa mukena sendiri. Ada kolam ikannya juga, jadi anak-anak senang melihat ikan berenang. Tenang, kolamnya dangkal kok. Semakin memanjakan pengunjung untuk beristirahat. 


Wahana Bermain Anak-anak

Wahana Bermain Anak-anak

Selalu ditagih buat main dulu kalau sudah ke sini. Tidak heran juga, karena memang banyak sekali wahana permainan seperti di pasar malam. Ada bouncy, kereta-kereta, odong-odong, penyewaan mobil-mobilan dan becak mini, pasir-pasiran, hingga perosotan tinggi pelangi beralas ban yang belakangan viral. 


Anak-anak pernah main perosotan pelangi (sayangnya kalau cuaca mendung atau hujan bakal ditutup), dan terakhir kamarin main mobil-mobilan. Saya lupa berapa bayarnya, tapi tetap yang masih oke di kantong. Karena kalau kemahalan, saya pasti tidak mau juga. Maklum emak-emak. 


Bermain mobil-mobil sewaan
Bermain mobil-mobil sewaan

Mungkin karena areanya sangat luas, makanya bagian luar dimanfaatkan warga sekitar untuk memanfaatkannya sebagai penyewaan tempat bermain ini. Biar yang istirahat bukan orang tuanya saja, tapi anak-anaknya juga. Betul, kan? 


Baca juga: Soto Seger Di Depan Alun-Alun Bung Karno Ungaran, Recommended!


Sampai saat ini, rest area 260B masih menjadi rest area yang paling saya suka. Selain fasilitasnya lengkap, makanannya banyak, yang jual oleh-oleh juga meramaikan, anak-anak pun senang karena adanya beragam permainan. Bekas pabrik gula yang bisa dimanfaatkan kembali, menjadi nilai plus yang menarik perhatian. Makanya banyak yang berkunjung ke sini. Karena setiap saya mampir, tidak pernah sepi, pasti ramai. 


Jadi, kalau teman-teman melewati Tol Trans Sumatera arah Jakarta, rest area KM 260B bisa dijadikan pilihan tempat beristirahat yang menyenangkan dan lengkap. Kesannya seperti berwisata ke bangunan bersejarah. Serta hati-hati memborong ya bagi yang suka belanja. Saya saja susah menahan keinginan untuk membeli yang lucu-lucu, hehe.


Semoga bermanfaat. 

Post a Comment