Pesona Harau di Payakumbuh yang sudah ditetapkan sebagai cagar alam Sumatera Barat ini, tak perlu diragukan lagi. Eloknya, hijaunya, asrinya, hingga yang paling dicari adalah tebing-tebing tinggi menjulang yang mengelilinginya. Sampai-sampai Harau dijuluki sebagai Yosemite-nya Indonesia, karena tak kalah indah dari yang ada di California, Amerika Serikat.
Bersyukur sekali saat pulang kampung kemarin, saya dan keluarga besar menginap semalam di sini. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, sekarang sudah banyak penginapan yang tersedia di Harau. Malah bisa memilih mana yang sesuai selera. Soalnya, desainnya unik-unik dengan nuansa resort. Ada juga yang berupa glamping seperti di tempat pilihan kami, yaitu Casa Glamping.
Masuk ke Kawasan Harau
Casa Glamping berada di kawasan Lembah Harau |
Baca juga: Arsitektur Kelok 9 yang Ikonik, Ini 3 Spot Foto Terbaiknya!
Jalannnya beraspal cukup bagus, jadi jangan khawatir meski perjalanan dari gerbang utama ke Cassa Camp cukup berliku. Hanya saja tetap perlu berhati-hati karena makin ke dalam, lebar jalan semakin menyempit dengan tanjakan dan turunan. Kiri dan kanan juga masih berupa semak belukar di beberapa titik. Tidak perlu takut, selama mengikuti jalur Maps, tidak akan tersesat. Soalnya saya juga pakai Maps.
O iya, di gerbang kedua, atau nanti ada belokan ke kiri setelah gerbang utama, akan ada pemuda setempat yang meminta pembayaran untuk tiket masuk. Bayar saja, karena kalau dilewati, akan dikejar terus dan dimintai walau sudah jauh. Saya agak lupa, kira-kira bayarnya 5.000 atau 10.000 rupiah per orang.
Casa Glamping, Langsung di Kaki Tebing Harau
Gerbang Casa Glamping |
Hal pertama yang saya sukai dari suasana di Casa Glamping adalah ketenangannya. Mungkin karena hanya tersedia 10 tenda, jadi tidak begitu ramai. Meski banyak anak-anak, termasuk dua anak saya, tidak terdengar bising atau terlalu berisik. Tawa dan ocehan mereka malah pas untuk menghidupkan malam, bukan yang sampai mengganggu.
Casa Glamping cuma menyediakan 10 tenda |
Daya tarik selanjutnya adalah lampu-lampu yang bergelantungan di langit-langit area tengah glamping. Jitu sekali idenya. Bayangkan, malam yang gelap, jadi bersinar berkat lampu-lapu yang saling terkait dengan bentangan kabel seperti zig-zag. Makanya, tidak ada satu pun pengunjung yang memilih untuk mendekam di dalam tenda semalaman. Semuanya keluar menikmati malam bercahaya.
Malam terang berkat dekorasi lampu yang menggantung |
Yang paling juara, tetap pemandangan tebing Haraunya. Seperti dipampangkan langsung di depan mata tanpa perlu mencari spot terbaik. Dekat sekali. Segar, bikin betah duduk santai menikmatinya dari teras tenda. Mau foto-foto pun bisa langsung jepret. Mahal banget sih bagi saya pemandangannya.
Sebenarnya, area Casa Glamping tidak begitu luas. Ya, sesuai dengan jumlah tendanya. Di bagian depan area parkir, lalu masuk ke gerbang, sudah bertemu tenda-tenda. 7 tenda di sisi kiri yang berbalkon, 3 tenda di sisi kanan tanpa balkon. Kami terlanjur memesan 3 tenda berderet di sisi kiri tanpa tahu kalau yang tiga ini tidak ada balkon. Ya sudah lah, belum rezeki. Lagi pula dari terasnya, sudah leluasa menikmati julangan tebing.
Menikmati pemandangan tebing Harau dari teras tenda |
Untuk fasilitas bersama, ada kolam renang, karaoke, dan restoran. Bisa memesan paket barbeque juga. Kebetulan saya tidak memesan aktivitas bakar-bakar ini. Melihat pengunjung lain yang memesan, disediakan ayam yang sudah dibumbui, lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan, serta ada sate-satean, dan jagung. Alat bakar dan arangnya juga disiapkan oleh petugas di sini. Jadi, tinggal mengipas dan membakar saja.
Kolam renang |
Pengunjung yang memesan paket barbeque |
Karena lumayan jauh mencari makan malam ke luar, kami memesan makanan yang sudah jadi saja dari restoran. Menu yang dijual tidak terlalu banyak. Nasi goreng, mie goreng atau rebus, ayam peyet, dan aneka minuman. Kami memilih nasi goreng dan ayam penyet. Untuk pembayaran, bisa nanti sekalian saat check out.
Fasilitas Kamar Casa Glamping
Semua tenda ber-AC. Kasurnya besar, ukuran king, dengan bantal yang juga besar-besar. Saya, suami, dan anak-anak muat tidur berempat. Ada bedcover-nya, berguna sekali bagi orang macam saya yang sensitif dengan dingin. Walau sebenarnya di sini tidak terlalu dingin sih.
Bagian dalam tenda |
Kasur besar dan bedcover |
Kamar mandinya ada di dalam masing-masing tenda, tidak di luar. Shower dengan air hangat, toilet duduk, serta disediakan ember kecil. Selain itu, juga tersedia dua handuk, sajadah, cermin, rak, gantungan baju, colokan, kopi, teh, gelas, termos untuk air panas, dan tak ketinggalan tempat sampah. Sangat lengkap. Mau bawa anak kecil pun, tak perlu mikir panjang.
Kamar mandi |
Fasilitas pelengkap lain |
Paginya, sarapan diantar. Sederhana, dua piring nasi goreng. Hanya saja, bagi yang bawa anak, nasi goreng ini agak pedas. Mungkin bisa dirikues dulu malamnya agar dibuatkan yang tidak pedas.
Baca juga: Pesona Danau Singkarak dan Oleh-oleh Ikan Bilih
Satu lagi yang menarik. Pagi-pagi, banyak warga sekitar yang berdatangan membawa keranjang-keranjang berisi aneka makanan, seperti gorengan hangat, kue basah, dan yang khas seperti karak kaliang. Harganya pun masih ramah di kantong. Bisa melengkapi menu sarapan atau bekal di perjalanan pulang.
Jajan yang saya beli dari warga sekitar yang berjualan |
Menurut saya, Casa Glamping recommended untuk dijadikan tempat menginap di Harau. Apalagi bagi pengunjung yang menempuh perjalanan jauh ke sini. Saya yang dari Padang, butuh 4 jam untuk sampai ke Harau. Rasanya lebih baik menginap saja agar lebih puas dan tidak terlalu capek. Kalau teman-teman sedang mencari tempat menginap diharau, silakan meluncur ke IG dan TikTok-nya @casaglampingharau untuk informasi lebih lanjut, ya.
Wajib deh pokoknya memasukkan Harau sebagai list tujuan liburan kalau berkesempatan ke Sumatera Barat. Alamnya the best! Saya yang sudah beberapa kali ke sini saja masih takjub dengan pemandangannya dan berencana berkunjung lagi di lain waktu.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment