Naik Ke Puncak Monas, Ini Cara Pembelian Tiket, Harga dan Jam Operasionalnya

Sudah merantau bertahun-tahun ke Jakarta, ini pertama kalinya saya naik ke puncak Monas. Kalau ke Monasnya sih sudah beberapa kali, tapi merasakan angin kencang di bawah bongkahan emasnya baru kali ini. 


Naik ke puncak Monas

Sebenarnya kebetulan, tidak ada rencana. Berniat mengajak anak lari-larian di Monas, eh, melihat banyak orang yang masuk ke dalam bangunannya, jadi penasaran ingin coba. Ternyata sepagi itu sudah bisa, lo. Masih jam 8 pagi padahal. 



Karena ini pengalaman pertama saya dan keluarga naik ke puncak Monas, agak sedikit kebingungan mencari pintu masuknya. Pagar di sekeliling tertutup semua. Nah, di tulisan ini akan saya informasikan lengkap cara masuk ke puncak Monas, harga tiketnya, jam operasionalnya dan apa saja isi di dalam bangunan Monas yang bisa kita nikmati.



Bagaimana Cara Pembelian Tiket untuk Naik Ke Puncak Monas?

Pintu masuk ke bangunan Monas

Penting banget untuk diketahui, kalau ternyata masuk ke bangunan Monas itu tidak melalui pagarnya, tetapi melalui lorong bawah tanah. Lebih tepatnya di spot naik penumpang kereta wisata atau di arah gerbang luar yang mengarah ke kantor Kementerian Dalam Negeri. Kelihatan kok. Jadi pastikan langsung ke sana saja dari pada pusing putar-putar. Penampakan pintu masuknya seperti pada foto, ya. Ada tulisan "masuk" dan gambar tangga. Karena kita memang akan turun ke bawah. 


Pas setelah tangga terakhir, loket pembelian tiketnya langsung terlihat. Ada dua, pilih yang paling sepi. Beli tiketnya tidak mesti yang harus naik ke puncak, karena ada juga paket tiket yang hanya untuk di bawah monas saja.


Loket pembelian tiket masuk

Setelah membeli tiket, kita akan memasuki lorong bawah tanah yang diterangi lampu kuning. Ini lah yang akan membawa kita menyeberang melalui bawah hingga bisa memasuki bagian dalam Monas.

Lorong bawah tanah Monas

Kembali menaiki tangga dan taraaaaa, sudah berada di dalam pagarnya. Tinggal menikmati apa yang ada di sana. Mulai dari taman, sudah tampak indah bagi saya yang baru kali ini masuk. 
Pernah sih sekali, dulu waktu umur 5 tahun, tapi kan sudah lupa. 


Nanti akan dibahas lebih lengkap apa saja yang ada di dalam bangunan inti Monas setelah ini. Bagus, lo!



Naik Ke Puncak Monas Bayar Berapa?

Menurut saya, harganya ramah di kantong. Paling mahal itu 15.000. Anak-anak harganya jauh lebih murah lagi. Jadi sangat meringankan. Berikut detail harga tiket masuk ke Monas.


Kunjungan Museum dan Cawan

Anak/Pelajar 2.000

Mahasiswa 3.000

Dewasa/Umum 5.000


Kunjungan Hingga Puncak

Anak/Pelajar 4.000

Mahasiswa 8.000

Dewasa/Umum 15.000


Perlu diperhatikan bahwa pembelian tiket dan tap tap nanti di dalamnya menggunakan Jakcard. Bagi yang belum punya, kartu dapat dibeli pas membeli tiket seharga 20.000. Kartunya bukan untuk dikembalikan lagi dan 20.000 itu bukan saldo. Kalau sudah pernah ke Ragunan, pasti punya kartu ini, karena kartunya sama. 



Jam Operasional Monas

Monas hanya tutup di hari Senin saja. Wajar lah, ya. Petugasnya kan butuh istirahat juga. Pas beroperasi, buka mulai dari pagi sampai malam. Agar bisa mementukan mau ke Monas kapan dan jam berapa, ini jam operasionalnya.


Hari: Selasa - Minggu

Jam: 08.00-22.00

Puncak:

08.00-16.00 (maksimal 1800 orang)

18.00-21.00 (maksimal 600 orang)


Untuk naik ke puncak, pastikan memperhatikan nomor antrian. Karena ada sesi-sesinya per jam. Jadi tidak perlu mengantri sambil berdiri. Nanti tinggal ke pintu masuk khusus ke puncak saja sesuai sesi kita. Bila masih lama, seperti saya kemarin, bisa berkeliling dulu menikmati taman dengan pahatan timbul di setiap sudut dan Museum Sejarah Nasional.


Baca juga: Kembali Ke D'COST Blok M Square, Sekarang Ada Paket Junior!


Sebagai tambahan informasi, terdapat juga Panggung Senja dan Air Mancur Menari di jam-jam tertentu. Kalau kebetulan masih di Monas di jam-jam ini, bisa sekalian menyaksikan.


Air Mancur Manari

Hari: Sabtu - Minggu

Jam:  19.30-20-20 (sesi 1) dan 20.30-21.00 (sesi 2)

Panggung Senja

Hari: Sabtu - Minggu

Jam: 15.00-1800


Pantas kalau akhir pekan sangat ramai, karena makin banyak yang menghibur. Sepertinya saya akan ke Monas lagi di malam Minggu. Pasti lebih seru melihat Jakarta dari ketinggian pada malam hari dan menyaksikan Air Mancur Manari.



Apa yang Bisa Dilihat Di Monas dan Pucaknya?

Taman Monas

Taman bagian dalam Monas dihiasi dengan dinding bergambar timbul seperti pahatan candi-candi yang mengisahkan sebuah sejarah. Berbeda cerita di setiap sudutnya, jadi sangat menarik untuk dilihat sambil mengingat pelajaran waktu sekolah. Sekalian foto-foto pastinya.

Naik ke dasar bangunan Monas, ada tangga yang lumayan tinggi. Di sini lah keramaian makin terlihat. Banyak pengunjung yang duduk-duduk santai dan sebagian lagi tengah mengantri naik ke puncak. Lantainya bersih sekali dan luas. Anak-anak bebas berlarian, orang tuanya tinggal selonjoran mengawasi. 


Lantai Monas yang luas

Sebelum ke atas, di bagian bawah Monas itu ternyata ada museumnya juga. Namanya Museum Sejarah Nasional. Museum ini berisi banyak sekali diorama tentang sejarah Indonesia yang diurutkan berdasarkan tahunnya. Bagus untuk menambah pengetahuan karena dilengkapi juga dengan informasi dua bahasa di setiap dioramanya, yaitu Bahasa dan English. Mana pengemasannya bagus banget, dalam lemari kaca, detail, serta pemilihan momennya pas. Serasa di bawa ke masa itu.


Museum Sejarah Nasional

Diorama dalam museum

Selanjutnya, bisa juga bersantai kembali dan menikmati pemandangan dari cawan Monas, yaitu bagian mangkuknya. Setingkat lebih tinggi dari pintu masuk di bawah, angin terasa lebih kencang di sini. Pemandangannya pun juga mulai menawan. 


Nah, sekarang mari kita bahas untuk naik ke Puncak Monas.


Jujur, saya cukup lelah mengantri dengan waktu tunggu sekitar 2 jam. Weekend ya begini, pengunjung membludak. Bisa dimaklumi sih, karena lift yang digunakan ternyata cuma satu dan daya tampungnya maksimal 800 kg, plus sudah ada satu petugas di dalamnya. Paling yang bisa masuk hanya sekitar 8-9 orang. Ini yang bikin lama.


Namun, semua terbayar saat kaki menginjak puncak. Anginnya yang kencang langsung mengibas-ngibaskan jilbab. Tidak terlalu luas areanya, dengan terali besi yang mengelilingi penuh. Ada 4 teropong di setiap sudut dan beberapa tangga besi untuk berpijak lebih tinggi. Teropongnya adalah primadona, bisa melihat dengan jelas gedung-gedung yang jauh dengan jelas. Kamera hape mah enggak ada apa-apanya walau sudah zoom maksimal (hape saya sih ini, wkwk).


Teropong Monas

Ajak anak-anak ke Monas

Saya suka karena dinding pembatasnya dibikin tinggi, jadi aman banget. Kalau mau naik ke tangga besi juga sudah ada terali untuk melindungi. Satu petugas pun stand by di sana. Kalau mau foto keluarga, ramah banget kok kalau dimintai tolong untuk memotokan. 


Ada terali besi

Sebenarnya tidak perlu terlalu lama di atas karena selain anginnya yang bikin dingin, takut masuk angin, yang disaksikan juga pemandangan yang sama, berdiri pula. Jadi setelah meneropong, lihat-lihat gedung dengan mata telanjang, serta koleksi foto sudah lengkap, pasti berpikiran langsung turun. Makanya di puncak ini tidak seramai saat antri naiknya.


Pemandangan dari atas Monas

Untuk turun, silakan tunggu lagi lift di pintu yang sama. Turunnya ke lantai 2, yaitu di cawan. Bisa sekalian ke cawannya kalau belum capek. Nanti, turun ke lantai 1 dengan tangga yang lumayan banyak juga belokannya. Pasti karena ketinggian lantai yang di atas rata-rata. Lumayan buat olah raga. 

Jangan lupa, naik kereta wisata yang mengantarkan pengunjung dari/ke area parkir. Gratis! Tinggal tunjukkan struk pembayaran tiket. Jadi jangan dibuang, ya. Lumayan kan untuk nambah-nambah pengalaman. Anak-anak pasti happy kalau naik beginian. 


Kereta wisata Monas

Struk jangan dibuang


Baca juga: Sushi dan Tempura Ramah Kantong di SHIGERU – Bintaro Plaza


Sedikit tips, agar kunjungan ke Monas lebih nyaman, silakan diperhatikan beberapa hal ini, ya.


  • Kalau bisa, hindari weekend. Tapi bila terpaksa weekend, mending pilih jam yang paling pagi karena lebih manusiawi antriannya.
  • Bagi yang bawa anak, pikir ulang untuk membawa stroller. Berhubung akan banyak tangga yang mesti dinaiki. Jadi, kalau memang niatnya untuk naik ke puncak Monas, lebih baik tidak usah bawa stroller.
  • Hindari siang hari, karena panas banget. Apalagi kalau lagi padat-padatnya, bisa bikin makin lemas.
  • Bawa minum jangan lupa.
  • Ikuti aturan kalau dilarang makan di dalam sana, ya. Kematin miris banget lihat banyak pengunjung yang sengaja lesehan makan di teras besarnya. 
  • Bagi perempuan berhijab, jilbabnya diikatkan saja saat di puncak. Atau pastikan bahan hijabnya tidak mudah tertiup angin. Selain berisiko memperlihatkan aurat, berfoto pun jadi susah.

Itu cerita pengalaman saya saat berkunjung ke Monas dan naik ke puncaknya.

Selamat jalan-jalan ke Monas dan semoga bermanfaat.

Post a Comment