Bermula dari cerita suami yang makan bareng rekan kantor di sini, dan katanya enak banget, jadilah kami sekeluarga juga diajak makan di RICARAJA Bulungan Blok M ini. "Rahang tunanya enak banget, pedes." Siapa juga yang enggak langsung kepengin dipanas-panasi kayak begitu. Untungnya ada pilihan menu rahang tuna yang tidak pedas, anak-anak tetap bisa menikmati menu rahang tuna.
Kami berangkat dari rumah selepas salat Magrib. Ya, untuk makan malam. Kebetulan hari itu ulang tahun suami, makanya sepulang kerja baru bisa makan lengkap sekeluarga. Nah, apa saja yang kami pesan dan bagaimana suasana tempat makannya? Seperti biasa, mari bahas satu per satu.
Restorannya Nyaman, Luas, dan Tenang
Dilihat dari depan, biasa saja seperti tempat makan keluarga pada umumnya. Parkiran cukup lapang untuk menampung sekitar sepuluh atau belasan mobil. Berhubung pas kami sampai di sana lumayan sepi, jadinya tak sulit untuk parkir. Barulah ketika masuk ke dalam, langsung disambut dengan suasana yang nyaman sekali. Meja-mejanya besar dengan jarak yang cukup jauh satu sama lain, luas, bersih, tenang, cahaya lampunya hangat, dan sudah tergambar bahwa ini restoran atau tempat makan eksklusif. Piring dan sendoknya saja sampai dibungkusin plastik biar tetap higienis.
Ternyata, RICARAJA memang banyak dikunjungi oleh para pekerja kantoran. Walau ada juga beberapa juga yang datang dengan pakaian casual bersama teman dan sekeluarga seperti kami. Mungkin karena lokasinya yang berada di wilayah perkantoran Jakarta Selatan.
Toiletnya bersih banget. Pelayanannya juga ramah. Selama menunggu pesanan dimasak, kami dikasih camilan kacang goreng. Unik banget. Apa ini juga salah satu camilan khas di restoran Manado? Sama yang terakhir, kalau ada makanan yang ingin dibawa pulang, bisa dibeli juga di bagian depan. Dalam etalase kaca yang menurut saya mirip dengan etalasenya orang jualan es krim di mall, kita bisa melihat banyak sekali menu hidangan yang tinggal tunjuk, lalu dibungkuskan. Mulai dari menu utama, sampai dessert manisnya.
Menurut saya, RICARAJA cocok sekali dijadikan tempat makan bersama keluarga atau rekan kerja. Suasana nyamannya, fasilitasnya, hingga menunya, bisa dinikmati oleh segala usia. Tapi, enaknya untuk makan berat, karena menu utamanya justru rahang tuna.
Selanjutnya, inilah menu-menu yang kami pesan. Ada sisa sedikit yang dibungkus karena terlalu kenyang buat menghabiskan. Tapi, cukup lah untuk keluarga yang beranggotakan 4 orang.
Rahang Tuna Bakar Rica Rp115.000
Pas lihat porsinya, ternyata lumayan banyak. Ada sekitar 3 atau 4 potong rahang tuna yang penuh dengan daging. Tulang ikannya besar, jadi tidak usah khawatir sama duri-duri kecil yang suka bikin ribet makan, hehe. Rica atau guyuran sambal merahnya juga banyak banget. Sudah terbayang pedasnya pasti enggak main-main.
Setelah dimakan, baru terbukti bahwa sambalnya memang pedas, serta tidak terlalu banyak tambahan rasa selain rasa sambal itu sendiri. Tapi, tetap terasa gurih yang sederhana. Justru ini yang menjadikannya tidak bikin eneg dimakan banyak bersama ikan. Beberapa suapan pertama, pedasnya masih aman di lidah saya. Tapi, lama-lama jadi keringatan dan mulai huh hah huh hah. Cuma karena daging ikannya lembut saat dikunyah, dimakan pakai nasi, jadinya bikin nagih. Meski dibakar, hasil bakarannya tidak sampai kering atau gosong. Tetap lembut!
Tunanya tidak amis sama sekali. Aroma bakarannya terasa tapi tidak terlalu berlebihan, dan tentunya dimasak pas.. Plus sambalnya yang pedas, memang cocok sih. Pecinta pedas, wajib coba menu satu ini.
Tambahan: selain rica yang ada di menu rahang tunanya, juga disajikan tiga pilihan sambal lagi dengan porsi kecil. Ada sambal dabu-dabu, sambal merah yang mirip rasanya, dan sambal hijau. Sambal dabu-dabunya juara! Super segar dan tetap pedas. Kalau ada menu rahang tuna pakai sambal dabu-dabu, sepertinya next time saya pesan itu.
Rahang Tuna Bakar Madu Rp115.000
Penyajian rahang tunanya sama dengan yang rica, hanya beda di bumbu olesannya saja. Tapi, rasanya benar-benar beda. Yang satu pedas, yang satu manis. Secara tampilan, menu ini justru lebih terlihat "bakar-bakarnya". Berwarna coklat sedikit kehitaman, tapi bukan yang gosong. Madunya terlumuri dengan sempurna ke seluruh daging ikan.
Rasa manis madu yang paling mendominasi. Bukan yang kaya rempah, tapi ikannya tetap tidak amis. Anak-anak saya suka. Malah sampai digado setelah nasi habis. Hanya saja, kurang cocok di lidah saya. Agak asing daging ikan dimakan dengan olesan madu yang manis. Tapi, ini menjadi salah satu menu laris juga, lo. Sesuai pula dengan selera anak-anak yang belum bisa makan rahang tuna bakar rica.
Perkedel Jagung (Isi 4) Rp38.000
Gorengan yang sudah terkenal di masakan Manado. Meski nama menunya perkedel, tampilannya lebih mirip bakwan. Memang bakwan di mata saya. Digoreng kering sekali, jagungnya super banyak (kayaknya lebih banyak jagungnya dari pada adonan tepungnya), dan saya takjub kok bisa digoreng serenyah itu. Gurih dan jagungnya tidak keras meski tergoreng kering. Ukurannya pun besar, satu saja cukup untuk menemani makan sepiring nasi. Fix, saya suka banget sama perkedel atau bakwan jagung di sini.
Sayur Singkong Santan Sambiki Rp55.000
Karena pesan sayur kangkung terlalu biasa, saya memutuskan memesan menu yang belum pernah saya makan, bahkan saya dengar. Pilihannya jatuh kepada sayur singkong santan ini. Rasanya? Enak banget! Gurih mantap, daun singkongnya dimasak sampai matang lembut, serta kuah santannya kaya rempah dan lumayan pedas. Ada potongan rawit soalnya.
Kejutannya, juga ada potongan labu kuning di dalamnya. Ini pertama kali saya makan labu kuning dengan kuah bersantan penuh rempah. Menarik dan cocok juga ternyata. Hanya saja, memakan sayur ini dengan rahang tuna bakar rica, jadi makin pedas. Jangan terlalu banyak menyirami kuah ke nasi kalau tidak kuat pedas.
Pisang Goreng Roa Rp45.000
Makan pisang goreng dengan sambal? Biasa mah kalau di Manado. Pisang gorengnya lumayan banyak untuk satu porsi, jadi bisa dimakan bareng-bareng. Garing empuk dan enak pula. Disajikan dengan sambal roa yang khas. Cara makannya ya dicocol sambal. Tenang, tidak sepedas rica di rahang bakar kok. Cuma saya kurang cocok dengan sambalnya karena ada rasa ikan-ikannya gitu. Soalnya sambal roa memang dimasak bersama daging ikan roa yang dihaluskan. Agak aneh kalau dimakan pakai pisang goreng, mending pakai nasi, haha. Tapi, suami saya suka. Selera masing-masing, ya.
Harga untuk pesanan lainnya:
Nasi Putih Rp14.000/porsi
Es Teh Manis Rp17.000
Air Mineral Rp10.000
Gimana, tertarik mencoba makanan khas Manado di RICARAJA? Itu hanya menu yang kami pesan. Selain itu, masih banyak lagi menu lain yang bisa dipilih. Tidak mau ikan, protein lainnya juga tersedia. Makanan manis yang tetap khas Manado juga ada. Mulai dari aneka minuman, hingga kue-kuean. Makanya cocok banget untuk tempat makan bersama keluarga. Bisa lah jadi tujuan di akhir pekan ini.
Semoga bermanfaat.










Post a Comment