Pengalaman Salat Di Masjid Kubah 99 Makassar, Luar-Dalamnya Indah Banget!

Sebagai masjid terbesar di Sulawesi, dan salah satu masjid terindah di Indonesia, bahagia sekali rasanya bisa mencoba menunaikan salat di sini. Masjid Kubah 99 yang melambangkan Asmaul Husna, serta rancangan Pak Ridwan Kamil ini, memang sudah terlihat megah dari kejauhan. Ya, dari Pantai Losari, kita bisa melihat bangunan luar biasanya secara utuh. Makanya, sayang sekali untuk tidak langsung menuju lokasi dan masuk ke dalamnya.


Masjid Kubah 99

Baca juga: Senja Di Pantai Losari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?


Kawasan Masjid

Meski terlihat jelas dari Pantai Losari, ternyata untuk memasuki kawasan masjid, mesti berjalan memutar dulu. Lumayan jauh kalau berjalan kaki, jadi lebih baik berkendara saja. Tenang, ada ojek online yang bisa dipesan bila tidak membawa kendaraan pribadi.


Melihat secara dekat, makin tampak besar. Kawasannya pun juga sangat luas. Ada parkirannya, tamannya, kolamnya, serta para pedagang yang menjual berbagai makanan. Masjid besar yang didukung oleh area kawasan luas, sangat memfasilitasi dan mampu menampung banyak sekali pengunjung. 


Tempat makan di area luar masjid
Tempat makan di area luar masjid

Merapat ke bangunan utamanya, yaitu masjid, kita harus menaiki tangga dulu. Lalu setelah itu, ada pelataran yang juga luas, dan dapat dimanfaatkan untuk bersantai menikmati sore serta pemandangan yang bikin adem. Karena dibangun di atas pulau reklamasi, kita bisa melihat ke arah Pantai Losari dan pusat kota dengan beberapa bangunan tingginya. Bila kebetulan cuaca sedang cerah, sunset juga bisa dilihat dari sini.


Pantas saja dinobatkan sebagai masjid terbesar di Sulawesi, memang masjidnya ini besar dan dapat menampung banyak sekali jamaah. Katanya bisa mencapai 5000 jamaah hanya untuk bagian dalamnya saja. Kalau ditambah dengan pelatarannya, tentu akan jauh lebih banyak lagi.


Bangunan Masjid Kubah 99


Arsitektur Masjid Kubah 99
Arsitektur Masjid Kubah 99 yang unik
Warnanya kontras dan cantik sekali. Banyak kubah-kubah kecil yang mendampingi kubah utama, serta susunannya yang rapi dan berjenjang. Pasti akan memancing decak kagum bagi yang melihat, terutama bagi yang baru pertama kali ke sini. 


Kalau saya pribadi, bukan hanya arsitekturnya yang unik dan menarik, justru pemilihan warnanya pun sangat mudah melekat dalam ingatan. Ada warna oranye, merah, cokelat, putih, serta merah. Ditambah lagi dengan susunan seperti mozaik pada kubah-kubahnya yang membentuk pola, memberi nuansa berbeda. Memang unik sih dibandingkan kubah masjid polos yang biasa saya lihat. 


Satu lagi, di sini tidak ada AC atau pendingin ruangan. Dengan pintu-pintu besar, dan langit-langit masjid yang tinggi, membuat sirkulasi udara menjadi sangat baik. Apalagi juga berada di pulau reklamasi, semakin banyak lagi udara bebas yang dapat menurunkan suhu masjid. Bangunan ramah lingkungan banget, kan? 


Nah, kalau ke sini saat malam hari, dijamin tetap akan takjub karena banyak lampu yang menerangi masjid. Kubah-kubahnya masih terlihat menawan. Malah akan memberi kesan megah dengan versi yang berbeda. So, mau datang siang, atau bisanya cuma malam, tidak jadi masalah.


Yuk, Masuk Ke Dalam dan Salat!


Keindahan bagian dalam masjid
Keindahan bagian dalam masjid
Kebetulan sudah masuk salat magrib saat saya tiba. Sekalian salat saja. Kapan lagi, kan? Langsung saya mencari tempat wudhu. Nah, ini yang penting diketahui bagi yang juga ingin salat untuk pertama kali di Masjid Kubah 99, tempat wudhunya jauh turun ke bawah. Cukup tinggi dengan banyak anak tangga. Bagi orang tua yang kakinya mulai sakit-sakit (soalnya langsung teringat ayah saya yang mengalami pengapuran tulang), pasti akan kesulitan untuk turun-naik ke tempat wudhu ini. Mungkin juga berlaku untuk teman-teman yang disabilitas.


Kecuali ada fasilitas yang saya tidak sempat lihat untuk pengunjung "spesial". Bila teman-teman tahu atau pernah melihat semacam lift dan fasilitas sejenis, bisa membagikan cerita di kolom komentar, ya. 


Lanjut lagi, setelah wudhu, dan menaiki tangga kembali menuju ke tempat salat, alias inti dari masjid, kembali saya dibuat terpana oleh warna-warna cantik pada langit-langit berjenjang tinggi. Sesuai dengan arsitektur masjid yang tampak dari luar, bagian dalamnya pun mengikuti, yaitu seperti segitiga/kerucut. Banyak sekali lampu-lampu berbentuk tabung yang menerangi, sehingga warna cat yang kembali sangat kontras, begitu memanjakan mata. Cuma kali ini didominasi warna biru, putih dan kuning. Lebih adem dan memang cocok untuk warna teduh di bagian dalam bangunan.


Banyak lampu berbentuk tabung di langit-langit
Banyak lampu berbentuk tabung yang menerangi langit-langit

Bagian depan atau mimbar masjid
Bagian depan atau mimbar masjid

Tidak heran sih kenapa banyak sekali pengunjung yang berburu foto seusai salat. Soalnya indah sekali untuk didokumentasikan. Termasuk saya pastinya. 


Banyak pengunjung yang berburu foto
Banyak pengunjung yang berburu foto

Tempat salatnya sangat luas, disekat untuk pemisah antara laki-laki dan perempuan, membuat lebih leluasa menikmati suasana masjid lebih lama. Lantainya tidak berkarpet, kecuali sedikit saja dibagian depan. Tapi tetap bersih, kok. Semuanya bersih, juga tempat wudhunya. Pokonya nyaman banget.


Sekat pembatas antara area salat laki-laki dan perempuan
Sekat pembatas antara area salat laki-laki dan perempuan


Baca juga: Aston Anyer Beach Hotel, Punya Pantai Private dan Tenangnya Menikmati Hari Di Balkon Kamar


Bagaimana, masjid yang menarik, bukan? 

Masjid 99 Kubah sudah menjadi destinasi wisata religi yang sangat diicar para pelancong. Kalau sudah menginjakkan kaki di Pantai Losari, mending sekalian saja mencoba salat di sini (bagi yang muslim, ya). Gratis kok, tidak ada bayar tiket masuk atau semacamnya. Kalau mau sekadar melepas rasa penasaran, atau mau menikmati pemandangan dari sini, juga oke banget. Menenangkan dan melegakan bisa bersantai dikelilingi suasana laut.


Semoga sedikit cerita ini bisa menjadi inspirasi destinasi wisata teman-teman saat ke Makassar!

Post a Comment