Sejak sebelum resmi dibuka, sudah memancing perhatian. Tempatnya estetik! Penuh warna dan lumayan luas untuk ukuran tempat makan dalam mall. Ya, Naramyeon ini berada di lantai UG Gandaria City. Kalau teman-teman ke sini, pasti tak sulit mencari lokasinya karena dari jauh sudah kelihatan.
Kemarin, karena anak-anak ingin makan ramen, jadinya kita memutuskan ke sini karena belum pernah mampir setelah dibuka. Untungnya, kami makan bukan tepat di jam makan malam, agak lebih cepat sedikit, jadi masih dapat meja di dalam dengan latar dekorasi ala-ala pertokoan Korea.
Menu makanannya full menu-menu Korea yang beberapa di antaranya sering saya dengar di drakor. Entah rasa aslinya memang seperti itu, tapi rasa makanan yang kami pesan cocok-cocok saja di lidah. Malah pada suka dengan pesanan masing-masing. Termasuk saya.
Nah, seperti biasa, mari bahas satu-satu mulai dari tempat dan menu-menu yang kami pesan di Naramyeon Gandaria.
Tempat Estetik, Instragramable, dan Meriah
Kekinian, penuh warna, dan banyak lampu menyala, itulah yang paling menonjol dari dekorasi tempat makan Naramyeon Gandaria. Justru itulah yang membuat saya tertarik untuk makan di sini. Bukan hanya dipenuhi dengan huruf-huruf Korea yang pastinya sudah tak asing lagi sejak film-filmnya digemari masyarakat kita, tapi dekorasinya dibuat bervariasi. Ada yang seperti di depan pertokoan lengkap dengan lampu-lampu kuning menggantung persis di meja kami, di dalam sepetak ruangan berkaca sehingga lebih private, dan juga ada salah satu dinding yang diwarnai senada lantai putih-oren.
Di bagian luar, banyak meja yang masih mempertahankan kewarna-warniannya ini. Soalnya nyaris di semua meja, warna kursinya beda-beda. Ada biru, oranye, dan kuning. Sepertinya sesuai dengan tema yang memang ramai dan terang benderang. Menurut saya, jangankan orang dewasa, anak-anak pasti juga suka melihat kemeriahan desainnya.
Cerdas sih. Mengingat saat ini kebutuhan kita akan dokumentasi menarik untuk unggahan media sosial, apalagi saya yang suka menulis blog dan mengulas tempat makan, tentu saja dekorasinya menjadi nilai plus. Bukan hanya menikmati makanannya, tapi juga tempatnya. Malah bisa jadi tempat kumpul-kumpul yang "beda" bareng bestie atau keluarga (lebih tepatnya keluarga muda).
Menu Khas Korea di Naramyeon yang Nikmat di Lidah Indonesia
Saya memang belum pernah menyantap langsung makanan Korea otentik yang asli di negaranya. Cuma, dari beberapa menu Korea yang dijual di Indonesia, saya dan keluarga sangat bisa menikmati, termasuk di Naramyeon ini. Ada yang unik saat saya melihat buku menu, yaitu 3 bahasa yang dipakai, Indonesia, Inggris, dan tentunya Korea. Kurang totalitas apa coba nuansa Koreanya? Bahkan pas mau memesan dan bilang ke Mbaknya, mesti dieja pelan-pelan karena susah dibaca, hehe.
Dari pesanan kami, secara ukuran porsi sudah cukup, bukan yang terlalu banyak sampai susah dihabiskan. Kami memesan 4 menu makan dan 2 menu minum.
- Dakkaseu Dak Kalguksu Rp50.000
Ini menu pesanan anak sulung saya. Ramen berkuah agak putih karena kaldunya berasa banget. Perlu diketahui, jenis mienya bisa dipilih. Ada yang kecil, besar, dan premium (ada tambahan harga). Anak saya pilih mie besar. Saya kira mie besar ini mirip seperti udon, ternyata mienya pipih dan lebar mirip kwetiau tapi tidak kenyal.
Topping-nya ada chicken katsu dengan lapisan tepung yang agak keriting, sedikit daging slice yang ditumis, nori, irisan timun dan taburan wijen.
Pas dimakan, saya coba juga untuk bisa menuliskannya di sini, teksur mienya lembut dan matang dengan pas seperti mie pada umumnya. Kuahnya gurih sekali dengan rasa kaldu yang kuat. Makanya warna kuah agak keputihan, bukan bening encer. Tapi bukan yang berlebihan dan terlalu strong, ya. Rasanya itu gurih sopan dan tak akan masalah bisa dimakan sesendok besar untuk suapan yang terus menerus. Maklum, kami memang sudah lapar saat ke sini. Kalau kuahnya sudah sedap begini, sudah pasti bisa dinikmati. Pantas saja anak saya mengacungkan jempol sambil manggut-manggut pas makan. Mana habis seporsi sendiri.
Bagi yang suka ramen dan tidak ingin pedas, mau menambah toping yang agak besar, Dakkaseu Dak Kalguksu recommended untuk dipesan. Apalagi dimakan pas lagi butuh kehangatan, mantap!
- Gyeran Dak Kalguksu Rp43.000
Masih yang berkuah, ini menu pesanan si bungsu. Secara garis besar, sama saja dengan Dakkaseu Dak Kalguksu, hanya beda topping saja. Anak kedua saya ini mintanya mie kecil, jadi rupanya lebih persis ramen dari pada yang pakai mie besar. Penyajiannya lebih simpel, hanya dilengkapi dengan telur rebus saja. Tentunya juga ada tumis daging sapi slice, nori, irisan timun, dan taburan wijen. Bagi anak saya, Gyeran Dak Kalguksu ini pun enak. Nyaris habis seporsi sebelum ia bilang kenyang.
- Jjajangmyeon Rp35.000
Suka ngiler lihat orang makan jjajangmyeon di drama Korea. Ada yang sama? Makanya saya pesan karena kebetulan ada di Naramyeon. Kuahnya sama-sama hitam dan kental dengan yang saya lihat di drakor. Yang agak berbeda adalah mienya. Mie di sini pakai mie kuning dengan potongan kecil dan lurus. Padahal pas di gambar menu, mienya putih.
Ternyata rasanya cenderung manis gurih. Bukan manis gula atau kecap, manisnya khas, enak dan tidak bikin eneg. Saus ini berisi potongan daging ayam dan bawang bombai. Diberi juga sedikit irisan timun dan wijen. Makannya mesti diaduk-aduk dulu sampai tercampur rata. Sehingga agak basah karena saosnya yang banyak. Bagi saya, Jjajangmyeon ini enak sih. Jadi penasaran ingin coba yang spicy karena rasanya belum maksimal kalau enggak ada pedas-pedasnya.
- Bimbimbap Rp55.000
Ini pesanan suami saya. Katanya biar beda dengan yang lain dan pakai nasi. Layaknya bimbimbap yang penuh dengan sayuran dan banyak kondimen lain, penyajiannya selalu tampak penuh dan lebih berwarna. Bimbimbap di Naramyeon berisi irisan kol ungu, timun, telur dadar, dan nori. Lalu ada juga daging slice yang ditumis dan semacam gorengan tepung yang dipotong. Tentunya telur mata sapi di bagian tengah dan tambahan saus merah seperti gochujang yang tidak pedas (karena pesannya memang tidak pedas).
Bimbimbap makannya juga diaduk dulu sampai semua bahan tercampur dan semua rasanya bisa dinikmati dalam satu suapan. Agak nyemek gitu jadinya, karena saus itu tadi. Saya pribadi, makanan bercampur dan nyemek begini yang disuka. Garing sayuran dan gurih dari perpaduan bahan lainnya membuat bimbimbap sedap. Ada nasinya juga, jadi lebih mengenyangkan. Soal rasa, lagi-lagi cocok di lidah kami.
Bagi yang ingin makan kenyang dan ada nasinya, tapi maunya makanan khas Korea yang sudah terkenal seantero negeri, bimbimbap inilah rekomendasinya. Kalau mau yang pedas, bisa tambahakan cabai bukuk atau pesan sekalian bimbimbap spicy.
- Lychee Lime Tea Rp22.000
Penyajiannya menarik sekali dan gelasnya yang tinggi. Sepertinya pesan satu minuman ini saja sudah cukup buat satu orang selama makan. Rasanya segar sekali karena perpaduan rasa leci dan jeruk nipis. Jangan dulu bayangkan rasanya asam, ya. Memang ada asam-asamnya, tapi bukan asam yang tidak bisa dinikmati. Saya yang tidak kuat asam saja suka. Selain itu, ada tambahan potongan jelly juga, makanya dikasih sendok.
- Ogsusu Cha (Free Refill) Rp10.000
Biar hemat ya, Buuu. Pesan minuman refill memang sudah yang paling benar untuk minum lebih puas tanpa boros. Meski belakangnya pakai Cha, yang saya kira sama saja dengan ocha, ternyata rasanya beda jauh. Ini teh khas Korea yang ada rasa jagung-jagungnya. Dari yang saya baca, Ogsusu Cha memang terbuat dari jagung. Jadi cafein free dan katanya rendah kalori. Tersedia dingin dan panas. Kebetulan kami pesannya yang dingin karena lagi haus. Fotonya gabung sama Lychee Lime Tea, ya.
Secara keseluruhan, kami semua suka makan di Naramyeon Gandaria. Kalau ada kesempatan, apa mau mengulang lagi makan di sini? Tentu! Suasananya menyenangkan dan bisa menaikkan mood, anak-anak happy, serta yang paling penting makanannya bisa kami nikmati. Harganya pun menurut saya standar makan di mall.
Masukkan Naramyeon Gandaria dalam list perjalanan kuliner teman-teman, ya. Terutama bagi penggemar Korea, masak iya tidak mencoba? Bisa foto-foto keren dan instagramable juga.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment